Chapter II ‘Teman dari teman ku juga
Lingkungan baru sangat berbeda dengan lingkungan lama, bila dulu
kita hanya mengenal teman – teman sedaerah,
berbeda rasanya waktu kita beranjak di bangku kuliah, dari berbagai suku
bangsa di negara ini, berbeda budayanya, berbeda bahasanya, berbeda kebiasaan
dan lain sebagainya, dan kita dituntut untuk dapat membaur dengan mereka semua.
Itulah yang dirasakan oleh Siti di solo, meski banyak teman dari
daerah yang sama tetapi ternyata mereka berda – beda jurusan perkuliahan, ada yang mengambil
psikolog, matematika, ipa, dsb. Saat itu Siti mengambil jurusan bahasa dan
sastra inggris. Cita – cita Siti sungguhlah mulia, dia ingin mengabdikan
dirinya kepada negara dan menjadi seorang guru, dia ingin Indonesia menjadi
negara yang dikenal disemua negara di dunia dan langkah awal dari itu adalah
dengan mencerdaskan anak bangsa, sungguh mulia cita – citanya.
Kembali pada Siti yang kini telah resmi menjadi mahasiswa di
universitasnya. Hari – harinya kini dilalui dengan belajar dan belajar, tanpa
ada kata menyerah meski halang rintang terus menghadang. Segala tantangan hidup
itu membuat dia semakin semangat untuk jalaninya. Berbekal cita – cita dan
segudang harapan dia pun lanjutkan hidupnya, meskipun ada sedikit rasa bosan.
Lambat laun waktu berganti, kini Siti sudah mulai nyaman dengan
lingkungan barunya, banyak teman – temannya yang sama seperti dia, yaitu “orang
pendatang”, istilah untuk orang asing dari daerah lain. Tapi hal itu tak
halangi untuk menambah dekat hubungan meraka, terutama yang special untuk Siti
adalah seorang pria. Siapa dia ?
Dari teman ke temannya, dari tau sampai kenal, dari mata turun ke
hati ( mungkin tidak ada kaitannya, tapi seperti itulah awalnya ).
Perkenalkan Robet Laharjo, aseli solo, menurut Siti Robet itu :
-
Tidak ganteng
-
Tidak keren
-
Tidak kaya
-
Tidak romantis
Tapi Robet itu :
-
Lucu
-
Baik hati
-
Simple
-
Setia
-
Dermawan
-
Dll ( Yang
Ini boleh diisi sendiri oleh Siti )
Awal kenal Robet hanyalah sosok teman yang siap jadi “Jepri” alias
“Ojek Pribadi”, kemanapun Siti mau pergi Robet selalu siap mengantarkannya,
yang pasti Robet selalu “SIAGA” ( Siap Antar Jaga ).
Tak sedikitpun Siti curiga akan segala sikap Robet yang sebenarnya
menyukai Siti sejak pandangan pertama, Siti hanya anggap Robet sebagai sahabat,
ironis memang tapi itulah Siti, dia tidak mudah untuk menyukai seorang lelaki.
Namun Robet tidak mudah menyerah, semakin dia mengenal Siti, semakin besar juga
keinginannya untuk mendapatkan hati Siti
Ibarat karang yang terkikis ombak laut, hati Siti pun kian lama
kian luluh. Tak ada kata tak ada ucap, namun keduanya tau bahwa mereka saling
suka. Sabarnya Robet buahkan hasil, bahagia rasanya bila temukan seseorang yang
bisa kita sayangi, kini Siti tak sendiri lagi, dia telah mendapatkan tempat
untuk curahkan segala penat yang tak bisa
dia bendung.
Itulah cerita singkat dari satu awal cerita panjang, terlalu
singkat namun bermakna dalam. Peran telah bertambah, ceritanya akan semakin
bertautan.
Malam di solo semakin dingin, semakin lelah mata ini. Terdengar
suara binatang malam, terdengar suara kendaraan berlalulalang di depan kosan,
rasanya lelah hadapi hidup ini, namun ada rasa baru. Karena dia sekarang ada
untukku, selamat malam solo, selamat malam Robet